Tentang Proyek ini

Fate Indo Translation Project Proyek ini untuk membantu memudahkan fans dari Franchise Typemoon terutama Fate, untuk membaca seri Light Nove...

Sabtu, 03 Oktober 2020

F/SN : Garden of Avalon Chapter 07: Keberangkatan

 

 Translator, Editor & Supervisor: Angra


 


Fajar yang seremonial.

Dermaga penuh dengan kesibukan persiapan untuk sebuah armada yang besar.

Raja Arthur dan Magus nya berada jauh dari kesibukan tersebut, sedang menikmati percakapan terakhir mereka.

“Jadi, akhirnya, ekspedisi ke Roma.”

“Ya, serangan pertama, kemudian negosiasi.”

Ya ampun,  kamu selalu ingin menang.

“Kita juga sudah menampung banyak keluhan, jadi kita akan menyerang tanpa ampun.”

“—Setelah kita menekan mereka, kita akan mengajukan kondisi untuk berdamai.”

“Itu langkah yang baik.”

[Namun, Inggris adalah negara yang ditakdirkan untuk jatuh cepat atau lambat.

Atau, dapat kubilang, sedang di ambang kehancuran.]

Apa yang akan kamu lakukan jika aku mengatakan hal tersebut?”

“Aku akan lebih murka dengan ejekan harianmu.”

“—Inggris tidak akan hancur. Aku sedang melakukan semuanya yang bisa kulakukan agar hal tersebut tidak terjadi.”

Ah, benar juga. Aku melupakan sesuatu yang baru-baru ini terjadi.”

“—Aku tidak bisa bercanda tentang manusia.”

“—Hmm, cerita yang baru-baru ini terasa seperti sudah lama terjadi.”

“—Raja Uther dan aku membesarkan Raja yang ideal.”

“—Aku merasa itu adalah hal yang baik.

“—Namun, yang terjadi setelahnya tidak terjadi sesuai dengan rencana kami.

“—Kami menginginkan Raja yang ideal, sementara kamu menginginkan kebahagiaan untuk semua orang.”

“—Dari awal, yang kita pandang adalah dua hal yang berbeda.”

“—Akan lebih baik jika saja aku dapat melihat perbedaannya sedikit lebih cepat.”

“Merlin?”

“Tidak apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja.”

“Waktunya untuk berangkat.”

“Maaf, aku akan tinggal disini; aku melakukan sebuah kesalahan kecil, untuk sementara aku akan bersembunyi disini sebentar.

“Walaupun aku telah menceramahimu berkali-kali untuk hindari masalah dengan wanita, namun sekian tahun telah lewat, kamu tidak pernah berubah.”

“Karena alasan aku untuk hidup hanyalah itu.”

“—Apa indahnya hidup tanpa beberapa bunga?

Ya ampun.”

Kepada sang Magus, dia memberikan senyuman yang hangat.

Itu benar, sang Magus telah melihat senyumannya hingga tak terhitung beberapa kali, Namun dia tidak pernah tersenyum untuk dirinya sendiri.

Saat gadis ini melihat kebahagiaan orang lain, dia senyum dengan tulus.

Terima kasih, Merlin. Aku bersyukur padamu.

“—Kau telah menjadi mentor yang baik bagiku.”

“—Aku, tidak pernah berinteraksi dengan orang yang berlawanan gender denganku, tidak sepertimu.”

“—Maka dari itu, aku tidak tahu bagaimana mengatakan perasaan ini.”

“—Untuk berada disini, menemaniku bertahun-tahun, aku berterimakasih padamu.”

“—Mungkin saja, aku telah jatuh cinta padamu.”

Muka Sang Raja tidak memerah, namun juga tidak tersipu seperti seorang gadis.

Dia hanya mengatakan yang sejujurnya dengan hatinya, pikiran-pikiran tidak penting itu.

Tentu saja, itu bukan ‘cinta’.

Dia hanya mencoba untuk mengatakan pemikiran yang melalui kepalanya, mencoba untuk menunjukkan kesyukuran tingkat tertinggi berdasarkan apa yang sudah dijalaninya.

Percakapan terakhirpun selesai.

Diatas kapal adalah seorang Raja yang sedang menuju Laut Emas.

Saat ia memandang hal tersebut, sang Magus bermonolog.

Aku tidak mengerti cinta manusia.

Artoria, juga belum mengetahui apa-apa tentang cinta.

Diantara keduanya, membicarakan tentang percintaan, apakah tidak ironis sekali?

Tidak, bukankah itu hasil yang normal?

Dua makhluk bukan manusia mencoba untuk meniru manusia.

Hal tersebut takkan pernah berhasil.

 


 

------✺------


 Extra;

1. Ilustrasi oleh : https://www.pixiv.net/en/users/80073